iklan baris

Patani : Hilangnya Sebuah Negeri Islam Melayu




Bagi sebagian umat, Patani mungkin hanya sebuah nostalgia negeri Melayu. Orang-orang yang memperhatikan peta Asia Tenggara sekarang akan mengetahui bahwa sebuah negeri Islam yang dulu berjaya kini telah hilang dan tinggal kenangan.

Berbeda dengan nasib negeri lainnya seperti Bosnia, Kashmir, Chechnya atau Palestina yang tak pernah sepi dari pemberitaan. Patani ditakdirkan telah menjadi sebuah negeri yang dilupakan orang, sepi dan tidak naik panggung. Namanya hanya terdapat pada peta dan dokumen lama saja. Demikian juga dengan orang Patani, hilang dan tak dikenal.

Patani yang dimaksud dalam tulisan ini bukanlah Changwad atau wilayah Patani sebagaimana terdapat dalam peta negara Thailand sekarang, tetapi lebih kepada sebuah negeri yang sempadannya lebih luas (Negeri Patani Besar) yang meliputi wilayah-wilayah Narathiwat (Teluban), Yala (Jalor) dan sebagian Senggora (Songkla, daerah-daerah Sebayor dan Tibor) bahkan Kelantan, Kuala Trengganu dan Pethalung (Petaling).

Patani itu Langkasuka

Negeri Patani memiliki sejarah yang cukup lama, jauh lebih lama daripada sejarah negeri-negeri di Semenanjung Melayu seperti Malaka, Johor dan Selangor. Sejarah lama Patani merujuk kepada kerajaan Melayu tua pengaruh Hindu-India bernama Langkasuka sebagaimana dikatakan oleh seorang ahli antropologi sosial di Prince of Songkla University di Patani, Seni Madakakul bahwa Langkasuka itu terletak di Patani. Pendapat beliau ini didukung oleh ahli sejarawan lainnya seperti Prof. Zainal Abidin Wahid, Mubin Shepard, Prof. Hall dan Prof. Paul Wheatly.

Lebih jauh bahkan Sir John Braddle menegaskan bahwa kawasan timur Langkasuka meliputi daerah pantai timur Semenanjung, mulai dari Senggora, Patani, Kelantan sampai ke Trengganu, termasuk juga kawasan sebelah utara negeri Kedah (M. Dahlan Mansoer, 1979).

Dalam buku sejarah negeri Kedah, Hikayat Merong Mahawangsa, ada menyebutkan bahwa negeri Langkasuka terbagi dua: Sebagian terletak di negeri Kedah yaitu terletak di kawasan tebing sungai Merbok. Sebagian lainnya terletak di sebelah timur Kedah, yaitu di pantai Laut China Selatan. Dalam hal ini Prof. Paul Wheatly tanpa ragu mengatakan bahwa Langkasuka terletak di Patani sekarang. Pendapat beliau dikuatkan dengan temuan kepingan batu-batu purba peninggalan kerajaan Langkasuka di daerah Jerang dan Pujud (nama-nama kota pada masa itu). Konon, menurut buku Negarakertagama, Jerang atau Djere merupakan ibukota Langkasuka.

Sedangkan asal muasal orang Patani menurut para antropolog berasal dari suku Javanese-Malay. Sebab ketika itu suku inilah yang mula-mula mendiami Tanah Melayu. Kemudian berdatangan pedagang Arab dan India yang melakukan persemendaan sehingga menurunkan keturunan Melayu Patani di selatan Thai sekarang.

Tanah Melayu telah didatangi pedagang dari Arab, India dan China sejak sebelum masehi. Seorang pengembara China menyebutkan bahwa ketika kedatangannya ke Langkasuka pada tahun 200 masehi, ia mendapati negeri itu telah lama dibuka.

Pengaruh Sriwijaya

Sebelum menjadi negeri Islam, Patani (baca: Langkasuka) dikenal sebagai kerajaan Hindu Brahma. Rajanya yang terkenal adalah Bhaga Datta (515 M) yang berarti "pembawa kuasa". Ketika kerajaan Sriwijaya di nusantara berhasil menaklukkan Nakorn Sri Thamarat (sekarang Ligor di Thailand) pada 775 M dan kemudian mengembangkan kekuasaannya ke selatan (Patani), mulailah penduduk Patani meninggalkan agama Hindu dan memeluk Budha. Sebuah berhala Budha zaman Sriwijaya yang ditemui dalam gua Wad Tham di daerah Yala membuktikan pertukaran agama di atas.

Di bawah pemerintahan Sriwijaya inilah Patani mulai menapaki kemajuan, ramai dan terkenal. Hasil negeri Patani pada waktu itu banyak berupa pertanian dan perniagaan. Beberapa pengetahuan bernilai seperti teknik membajak dan berdagang diterima oleh orang Patani dari orang Jawa. Diyakini juga bahwa kerajaan Sriwijaya inilah yang membawa dan mengembangkan bahasa Melayu ke Patani.

Besarnya upeti yang diberikan setiap tahun ke kerajaan Sriwijaya menunjukkan bahwa Patani ketika itu kaya dan makmur.

Memeluk Islam

Tak diketahui pasti kapan Patani memeluk Islam, namun kalau dilihat kebanyakan

karya sastra sejarah dan merujuk kepada Teeuw dan Wyatt, juga W.K Che Man maka dapat diperkirakan bahwa Patani menjadi negeri Islam pada 1457 (Martinus Nijhoff, 1970).

Masuknya Patani kedalam Islam ibarat sebuah "dongeng", namun itulah adanya, seperti tertulis dalam buku-buku sejarah. Dikisahkan pada waktu itu Patani (Langkasuka) diperintah oleh raja Phya Tu Nakpa. Raja dikabarkan menderita sakit yang tak kunjung sembuh. Beliau mendengar ada seorang tabib, syeikh Said, seorang Muslim, yang mampu menyembuhkan sakitnya. Tabib tersebut sanggup mengobati penyakit sang Raja asal dengan syarat jika sembuh dari sakitnya maka Raja harus memeluk Islam. Namun Raja Phya Tu Nakpa ingkar janji setelah sembuh. Akhirnya Raja sakit kembali. Kejadian ini terulang sampai tiga kali. Pada kali ketiga inilah Raja bertaubat, ia tidak akan memungkiri janjinya lagi.

Setelah Raja sembuh dari sakitnya, beliau bersama keluarga dan pembesar istana memeluk Islam. Raja Phya Tu Nakpa berganti nama menjadi Sultan Ismail Shah. Sejak saat itu mulailah Islam berkembang dan pengaruh Hindu-Budha mulai berkurang, lemah dan akhirnya hilang dari Patani.

Raja Phya Tu Nakpa (Sultan Ismail Shah) diketahui juga sebagai pengasas negeri Patani. Beliaulah yang mengganti nama kerajaan lama menjadi Patani yang berarti "Pantai Ini". Karena beliau secara kebetulan menemukan suatu tempat yang indah dan ideal untuk dijadikan negeri di tepi pantai. Riwayat lain mengatakan Patani berasal dari kata "Pak Tani". Yaitu pemilik pondok (seorang petani garam) ditepi pantai yang ditemui oleh Raja ketika beliau bepergian mencari lokasi negeri baru. (Ibrahim Shukri, tanpa tahun)

Setelah berpindah ke Patani, Patani menjadi lebih ramai dan oleh karena lokasinya yang baik, tempat baru ini menjadi makmur dan mewah. Patani menjadi pusat daya tarik saudagar-saudagar dari timur seperti Jepang, China, Siam dan Eropa. Tercatat pada 1516 kapal dagang Portugis singgah pertama kalinya di pelabuhan Patani. Pinto, seorang saudagar dan penjelajah asal Portugis menyatakan: "Pada masa saya datang ke Patani dalam tahun itu saya telah berjumpa hampir-hampir 300 orang Portugis yang tinggal di dalam pelabuhan Patani. Selain dari Portugis didapati juga bangsa-bangsa timur seperti Siam, China dan Jepang. Orang-orang Jepang besar juga perniagaannya di pelabuhan ini."

Menaklukkan Siam

Sepeninggal Sultan Ismail Shah, putranya yaitu Sultan Muzaffar Shah, diangkat menjadi Sultan Patani. Selain meneruskan dan memajukan negerinya, Sultan Muzaffar Shah sering melakukan lawatan ke negara tetangga seperti Malaka, Siam. Namun dalam lawatan ke Siam (sekarang Thailand) beliau diperlakukan tidak selayaknya oleh Raja Siam. Raja Siam merasa lebih tinggi derajat dan kedudukannya daripada Sultan Patani. Sehingga perlakuan ini menimbulkan perasaan terhina dalam jiwa Sultan Muzaffar.

Ketika mengetahui kerajaan Siam diserang oleh Burma pada 1563, Sultan Muzaffar Shah bersama adiknya Sultan Mansyur Shah memanfaatkan kesempatan ini untuk menyerang Siam. Dengan mengerahkan 200 kapal perang dan ribuan pasukan, Siam akhirnya jatuh ke tangan Sultan Muzaffar pada tahun itu juga.

Sayang, tak lama kemudian, Sultan Muzaffar meninggal secara mendadak di muara sungai Chao Phraya dan dimakamkan di sana. Sebelum meninggal Sultan Muzaffar mengamandatkan kekuasaan kepada adiknya, Sultan Mansyur Shah. Hal ini dilakukan karena sampai akhir hayatnya Sultan Muzaffar tidak mengetahui bahwa permaisurinya sedang hamil. Sekalipun Sultan Muzaffar mempunyai anak dari selirnya (Pengiran Bambang), namun dalam tradisi pewarisan tahta di kerajaan Melayu tidak mengenal calon Raja dari anak selir. Sehingga diangkatlah adiknya (Sultan Mansyur Shah) menjadi Sultan Patani sampai akhir hayatnya (1564-1572).

Sebelum meninggal, Sultan Mansyur Shah telah berwasiat agar anak saudaranya -- anak Sultan Muzaffar Shah -- yaitu Patik Siam (10 th), pewaris sah kesultanan, diangkat menggantikan dirinya. Namun pengangkatan ini menimbulkan kebencian dan kedengkian dari Pangiran Bambang (anak Raja dari selir). Para ahli sejarah mengatakan bahwa peristiwa ini merupakan titik awal perselisihan dan perebutan kekuasaan dalam istana. Antara tahun 1573-1584 merupakan tahun-tahun penuh gejolak bagi kesultanan Patani. Tercatat dua kali terjadi perebutan kekuasaan disertai pembunuhan yang semuanya melibatkan anak-anak dari selir (anak Raja yang bukan dari permaisuri).

Kejayaan dan Keruntuhan

Patani mencapai zaman keemasannya ketika diperintah oleh empat orang Ratu yaitu Ratu Hijau (1584-1616), Ratu Biru (1616-1624), Ratu Ungu (1624-1635) dan Ratu Kuning (1635-1651).

Patani pada zaman Ratu-ratu sangat makmur dan kaya. Kekuasaannya meluas hingga ke Kelantan dan Trengganu sehingga terkenal dengan sebutan Negeri Patani Besar. Kecuali Johor, tidak ada negeri lain di belahan timur Semenanjung Melayu yang memiliki kemakmuran dan kekuatan sehebat Patani kala itu.

Kekuatan negeri Patani tergambar dari kemampuannya mematahkan empat kali serangan kerajaan Siam pada 1603, 1632, 1634 dan 1638. Patani memiliki 3 buah meriam besar yang sangat masyhur yaitu Seri Negara, Seri Patani dan Mahalela. Mampu mengerahkan 180.000 pasukan siap tempur dan diperkuat oleh sebuah benteng yang tak kalah terkenalnya yakni Benteng Raja Biru.

Sayang, masa kejayaan ini hanya bertahan 67 tahun. Ketika Ratu Kuning meninggal pada 1651, Patani mengalami proses kemerosotan secara politik, militer dan ekonomi. Patani hanya mencatat kemajuan ketika dipimpin oleh Raja Sakti I dan Raja Bahar yang mampu menyatukan Senggora (Songkla) dan Pethalung.

Pada akhir abad ke-17 ini, Patani mulai kehilangan era keemasannya. Tidak adanya peperangan dengan Siam, yang merupakan musuh tradisi bersama, sampai menjelang kejatuhannya (hampir satu abad) menyebabkan negeri Patani Besar yang tadinya bersatu (meliputi Kelantan, Trengganu, Patani Awal, Senggora dan Pethalung), perlahan-lahan mulai memisahkan diri. Perang yang terakhir yang melibatkan Patani - Siam terjadi pada 1638. Sejak tahun itu tidak ada lagi peperangan di antara kedua negara.

Kekuatan politik dan daya tarik pelabuhannya sebagai pusat dagang utama juga semakin redup, seiring dengan makin banyaknya pusat-pusat dagang yang baru seperti Johor, Malaka, Aceh, Banten dan Batavia (Jakarta).

Sebagai negara perairan, ekonomi Patani sangat tergantung pada perniagaan. Kemerosotannya pada bidang ini telah menyebabkan barometer ekonomi Patani anjlok. Maka boleh dikata, sejak awal abad ke-18, pelabuhan Patani hanya sebagai tempat persinggahan saja bukan pusat dagang dan bisnis lagi. Ditambah lagi faktor ketidakstabilan politik, perpecahan wilayah dan krisis pucuk pimpinan, maka lengkaplah Patani menjadi "Orang Sakit di Semenanjung Melayu".

Malang bagi Patani, karena hampir bersamaan dengan kemerosotan ini, Siam, di bawah pimpinan Panglima Taksin bangkit kembali dan berhasil mengusir Burma dari seluruh negeri. Sehingga ketika Patani lengah dan lemah, Siam berhasil menaklukkannya pada 1785. Maka mulai tahun inilah, Patani berada dalam cengkeraman Siam. Bahkan pada 1909, lewat Perjanjian Bangkok antara Inggris-Siam, Patani akhirnya terserap menjadi wilayah "resmi" Siam yang kemudian merubah namanya menjadi Thailand sampai sekarang ini.


Sumber:
geocities

5 Kota Kuno Tenggelam Di Dasar Laut

 Kota Purba Yang Hilang Tenggelam Di Dasar Laut


Salam sejahtera dan salam hormat buat semua pembaca blog redzuan-ridz. rasanya sudah lama saya tidak kongsikan sesuatu  yang berkaitan dengan topik sejarah yang menarik.  Untuk entri kali ini saya akan kongsikan dengan anda 5 runtuhan kota kuno peradaban manusia yang telah  tenggelam dan akhirnya bersemadi didasar laut. Apa yang pasti nama kota-kota besar ini ramai daripada kita pasti tidak pernah mendengarnya. dan disini saya kongsikan sedikit info mengenai kota-kota yang tenggelam ini.



1.Kota Alexandria /Kota Ratu Cleopatra Tenggelam 1600 Tahun Lalu (Mesir) 

 Kota Kuno Alexandria



1600 tahun lalu kota kuno Alexandria, Mesir  ini tenggelam akibat gempa bumi dan tsunami yang melanda daerah itu. Kota bersejarah ini telah ditemui termasuklah sejumlah runtuhan kota yang menjadi jejak sejarah kota kuno ini.

Kota Alexandria dipercayai merupakan kediaman ratu Cleoptra, ratu mesir yang terkenal dalam sejarah mesir dan dunia. Kota ini juga menjadi saksi hubungan Cleopatra dengan Julius Ceasar, dan Agustus Ceasar, mereka ini adalah pemerintah  Empayar Rom yang tergila-gila pada  Cleopatra. Walaupun  selama 1600 tahun kota ini hilang , namun jejak kemewahan istana di Alexandria, akhirnya berjaya ditemui oleh para arkeologis . Dipercayai , terdapat sekitar 500 000 rumah  terbenam dalam bencana yang mengerikan itu. Ini diketahui dari 700 000 gulungan rekod catatan yang ditemui di perpustakaan  kota tersebut. Ditemui juga 25 sphinx iaitu patung dewa-dewa dan juga patung Ratu Cleopatra.

Penggalian tertumpu di bawah laut Pulau Antirhodus yang  merupakan pusat istana ratu Cleopatra. Penemuan lainnya adalah kapal karam serta tiang granit merah, patung wajah ayah Cleopatra, iaitu King Ptolemy XII . Namun sebahagian peninggalan itu diminta tidak dibawa naik ke darat kerana Pemerintah Mesir menginginkan semua peninggalan kota Cleopatra ini tetap berada di dasar laut.


2.Port Royal, Pusat Perdagangan Abad Ke-17 (Jamaica)

kota port royal


Gempa bumi dahsyat dipercayai telah menghancurkan sebuah kota yang gegap gempita, Port Royal, di Jamaica. Bukan hanya meruntuhkan kota itu, tetapi juga membenamkan semua yang ada di sana ke dasar laut. Dahulunya, kota pelabuhan itu sangat terkenal sebagai pusat  perdagangan dan pelacuran .

Kota yang berada di Laut Karibia ini tenggelam hampir dua abad lalu. Bandar itu dulu dikenali sebagai pusat perdagangan Spanyol yang paling terkenal di perairan Laut Karibia, bahkan di seluruh Amerika waktu itu. Namun ketika waktu senja , 7 Jun 1692, bandar  Port Royal ini telah digegarkan gempa kuat sebanyak  tiga kali, yang kemudian  disusuli dengan gelombang tsunami yang akhirnya telah menghancurkan kota ini.

Tiada seorang di bandar tersebut sempat menyelamatkan diri . Dipercayai lebih dari 2000 orang mati.  Catatan mengenai kehancuran dan tenggelamnya kota ini tersimpan dalam arkib di Sepanyol kerana ketika itu  Bandar ini berada dibawah pemerintahan kolonial Sepanyol. Pada tahun 1966, pemerintah Jamaica mula melancarkan operasi penyelaman dan penggalian besar-besaran untuk menjejaki kembali kota yang terkenal pada abad ke-17 itu.




3. Candi Mahabalipuram (India)

candi purba


Menurut ‘lagenda’ Candi Tepi Laut yang terkenal dengan sebutan Mahabalipuram di pantai Tamil Nadu, bukanlah satu satunya tinggalan candi tetapi merupakan satu daripada tujuh candi yang ada di sana, namun enam candi lain telah tenggelam didasar laut. Kisah rakyat itu kemudian dibuktikan dengan ekspedisi team arkeologi di pantai lepas dari Mahabalipuram, dan akhirnya penemuan sisa sisa batu, tembok, dan lain lain berjaya ditemui . Dikisahkan, pada abad ke 7, Dinasti Pallava yang memerintah daerah itu telah membuat banyak candi antaranya Mahabalipuram dan Kanchipuram.

4.Yonaguni-Jima Tenggelam 2000 Tahun Lalu (Jepun)


piramid jepun

Yonaguni-Jima letaknya di hujung selatan Kepulauan Ryukyu, Jepun, kira-kira 75 batu (120 kilometer) dari pantai timur Taiwan. Pulau Yonaguni digambarkan sebagai tempat yang luar biasa, namun daya tarik paling istimewa dari pulau ini adalah reruntuhan kota bawah laut yang berada di pantai selatan Yonaguni. Disebutkan kota ini tenggelam karena gempa bumi dan tsunami yang terjadi  2000 tahun lampau.

Ditemui artifak dari lempengan batu yang masih kukuh, yang didakwa menggunakan teknologi tinggi untuk mengukirnya . artifak yang ditemukan dipahat dengan lempengan batu yang sepertinya menggunakan peralatan yang belum ada pada zaman itu. Inilah yang menimbulkan keraguan sebagian pengkaji, benarkah ini merupakan reruntuhan kota kuno??? Namun Masaaki Kimura, ahli geologi  dari Universiti Ryukyu, Jepun,  menyakini bahawa  reruntuhan ini merupakan kota kuno yang sebenarnya telah wujud 5000 tahun lalu.


5. Kota Pelabuhan Pavlopetri 




Kota kuno Pavlopetri terdapat pada tiga sampai empat meter air saja di laut lepas selatan Laconia di Yunani. Runtuhan gedung sedikitnya ada 15 gedung yang masih terlihat bentuknya, masing-masing terdiri dari 3-4 kamar, jalan-jalan, bahkan makam masih dapat dilihat dalam keadaan baik . Berdasarkan penyelidikan  kota ini dianggarkan telah wujud  pada 2800 SM namun ada pendapat lain bahawa kota ini lebih tua dari itu yakni telah wujud semenjak zaman Mycenaean sekitar 1600-1100 BC. Yang menakjubkan, meskiputelah.  berusia ribuan tahun, namun struktur kota yg ditemui masih dalam keadaan teguh. Dari artifak tembikar yang ditemui , dianggarkan telah dihasilkan sekitar 1100 BC.

Dahulunya Pavlopetri merupakan sebuah kota pelabuhan yang maju dan menjadi pusat perdagangan penduduk setempat mahupun perdagangan di seluruh kawasan laut Mediterranean. Penemuan kota ini menambah gambaran pengetahuan baru, khususnya tentang kehidupan masyarakat zaman purba .

Arkeologis,  Dr Jon Henderson, dari Universiti Nottingham, adalah ahli arkeologi pertama yang mempunyai kebenaran rasmi dari pemerintah Greece untuk menyelidiki kota di bawah laut ini.